Selasa, 16 Agustus 2016

Nak

Nak..
ketika sebuah janji tlah menyatukan nadi dan nafas
mulailah letih menawari wajah yang kurangkai
menoreh rambut, hidung, tawa dan tangismu dalam angan
bias harap untuk segumpal daging bak parasit

Nak..
tangismu  tawar menawar dengan seutas nafas ini
Bunda tak hirau akan gelap, tak surut akan Izrail yang menggoda
lalu kau menyapa matahari  berteman tangis ketakutan
“tenang Nak.. ada Bunda”

lalu Nak..
saat kakimu menyibak tirai hidup
terka menerka akan sebuah peruntungan ganjil
Bunda tak kan pergi
Bunda tak kan melepasmu sendiri

dan Nak
jika raga ini tlah dikalahkan waktu
dan hadirnya mengurangi sebuah harga duniamu
tenanglah Nak, Bunda kan sembunyi di sini
di balik doa, di balik mata angin hidupmu

tapi Nak..
jika nanti Izrail managih pinjaman Tuhan atas tubuh ini
jangan kau lari dari mataku sayang
jangan kau abai akan telinga dahaga ini
bisikkanlah padanya, kamu anakku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar