memanipulasi realita untuk sebuah rengekan menggeliat liar
peran bohong yang menjatuhi mega-mega kota ini
segelintir untuk nafas tanpa matahari
mudah saja memutar jam ini
ringan saja untuk sekedar menumbuhkan gumpalan di dadaku
menyihir pelangi untuk bibir dan kelopak elangku
memindahkan bulan di raut-raut pipi
biasa hujaman belati dari mata-mata jijik
sering hardikkan binatang menyapaku di tiap persimpangan dunia
bebal, kebal, tebal, pupuk muka dan telinga
membalas ludah dengan senyum miring
aku juga sudah cukup menghujat diri ini lebih dari mata apapun
tlah menyumpah rasa ini dari dingin embun manapun
tapi ku jatuh terkapar dalam raga jatan perangai lembut
terperangkap dalam biasa yang melangkahi kodratku sendiri
jejali arah pudar yang tak punya seberang
barada diantara mawar dan palu
sedikit lelahku untuk dunia
aku juga tak ingin begini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar