Bebrapa waktu setelah melewati
remaja, aku bertemu sesuatu yang mungkin disebut cinta.kali ini, aku tak lagi
meringis lelah menanggapi cerita teman temanku mengenai cinta. Aku tak lagi
gagal paham sewaktu mereka menitikkan air mata. Bahkan sebelum air mata mereka
jatuh aku telah mewek duluan, ikut merasakan sakit yang mereka rasa dari sekedar
membawa posisi mereka jadi posisiku.
Jika dulu
aku akan dengan lancangnya berkomentar tentang wajah dan fisik pacar temanku
tanpa parasaan, sekarang aku jadi lebih bijaksana dan tersenyum maklum jika
meraka mengaku cinta pada sosok cowok yang dulu ku pikir bukan lah orang yang
berada di level yang harus ditangisi. Aku lebih bijaksana tentu saja. Jangan tanya
kenapa, karna aku mulai merasa cinta itu bukan perkara wajah, tak terpaut
fisik, apa lagi materi.
Istilah
pacar langsung berubah dalam artian yang ku fahami dulu. Pacar adalah mereka
yang mendampingimu (tak hanya dalam artian harfiah), berbagi rasa, menghadapi
dunia bersama dan memecahkan permasalahan dengan pertimbangan berdua juga. Tempat
dimana kau merasa spesial dan dibutuhkan sekaligus membutuhkan. Tempat dimana
kau berusaha berubah menjadi yang terbaik, dan situasi dimana kau mulai
merancang masa depan dari jenjang awal hingga tua dan mati. Lancang memang,
tapi itulah poros hidupmu.
Dari yang
kesekian, kali ini artian pacar membuatku berubah layaknya perempuan. Kali ini,
aku inginkan kepastian dan kali ini aku dipertemukan dalam kesempurnaan saling
melengkapi. Cinta.
Aku belajar
tentang menerima, dan aku menerima fakta jika aku membutuhkan pribadi lain yang
melengkapi hidup layaknya satu tubuh. Dua pribad, dua nyawa, dua nafas dalam
kepalan tujuan yang sama. Aku adalah dirinya dan dia adalah aku. Klise memang,
tapi kali ini aku paham seluruh cerita yang dulu hanya rasa yang jauh untukku.
Lau lagu
galau mulai membuatku terhanyut. Lagu cinta istimewa mati matian kuhafalkan dan
kunyanyikan dengan penuh perasaan melupakan fakta jika itu lagu dari aliran
musik yang tidak kusukai. Lagu jika cinta dia mampu membuatku menangis tersedu. Aku mengerti
sekarang. Aku bisa memahami bagaimana sedihnya sosok si lelaki karna dia
mengikat hubungan dengan orang yang tidak disukainya. Aku bisa merasakan rasa
bersalah lelaki tersebut (ini sedikit melenceng).
Dan sejujurnya,
cinta dekat dengan air mata. Ketika kau merasa sesuatu menjadi milikmu maka kau
akan berubah posesif. Saat kau merasa mengandalkan orang lain tempat bersandar,
maka kau berada dilevel membutuhkan, dan saat kau mulai berbagi semua emosi
yang dulu hanya kau telan sendiri, maka kau akan labih senditif dengan kata
penolakkan, lalu saat kau merasa harapmu atasnya, kau akan takut kehilangan. Semua
hal itu memacu air mata.
Hello .. aku bukan cwek lemah. Catet,
bukan. Cewek. Lemah. Anti bagiku menangis karna cinta, dan artinya anti bagiku
terbuai dalam cinta. Tapi lama kelamaan, tanpa kusadari aku teperosok dalam cinta,
dan menangis (yang dulu hal memalukan untukku) lama kelamaan menjadi hal yang
biasa untukku (menyedihkan.. aku tahu)
Lelaki teman lelaki. Ku deskripsikan
sedikit tentang mereka. Sekitar 70- 90 persen wanita jadian bukan karna dasar
sayang (level bawah dari cinta), mereka memulai hanya dari sekedar kata cocok. 10 persen iseng, 10 persen karna tak ada yang
lain, 40 persen merasa cocok 30 nyaman dan suka 20 persen. Omong kosong cinta dan
sayang pada pandangan pertama. Berbeda dengan laki laki mereka jadian benar benar
setelah mlewati fase suka dan menekati kata sayang dan nyaris seperti cinta. Jangan
tertipu, Ini hanya ilusi, bahkan bagi meraka sendiri. Seringkali justru mereka
yang tertipu sendiri oleh ilusi yang diproses oleh logika mereka (bagian yang
memang paling dominan dari mkhluk bernama laki laki). Dan kuyakinkan, istilah
cinta pada pandangan pertama hanya barasal dari laki laki. Faktanya, dua bulan
setelahnya bahkan mereka bisa melangkah pergi seolah amnesia dengan apa yang
mereka ucapkan.
Wel, kita juga tak bisa
menyalahkan mereka. Mereka juga korban ilusi sama halnya kita.
Lelaki memulai Pertimbangan awal yang mendasari mereka untuk menembak cewek adalah dari rasa suka, sayang dan cinta ilusi
mereka. Berebeda dengan perempuan yang memulai pure dari rasa, perasaan mereka.
Ikatan pacaran yang telah mengikat seorang laki laki dengan perempuan memiliki
fase yang berbeda. Perempuan akan menerima dan memulai pelan pelan. Semakin sering
kebersamaan dan atensi pacar semakin terbiasalah mereka. Semakin tumbuh lah
perasaan suka dari waktu ke waktu. Semakin berubah makna kata suka mendekati
sayang, dan jatuh pada kata cinta. Tahap dimana kau benar benar membutuhkan. Tahap
dimana suara dan kabarnya menjadi suatu keharusan. Tahap rasa yang mengkungkung
dengan kata setia tanpa paksaan. (meski sebagian, catat, sebagian kecil menemukan
ketidak cocokkan seiring waktu dan berpisah)
Berbeda dengan laki laki. Mereka memulai
hubungan dengan parasaan suka, sayang bahkan cinta yang berlimpah limpah. Mereka
akan melakukan apapun dan merelakan apapun untuk pacarnya ditahap awal. Ya tahap
awal karna pada tahap itu sayang dan cintanya. Mereka akan selalu berusaha
membuat pasangannya bahagia.selalu menjaga. Dan pelan pelan, seiring dengan
waktu ilusi itu meluntur. Sayang dan cinta perlahan mengabur. Jika masih
menyisakan suka, maka bertahanlah hubungan itu, namun juka tak lagi menyisakan
suka maka berakhirlah hubungan itu. Tak peduli jika diawal hubungan dia
bagaikan romeo. Tak acuh meski di hubungan awal dialah yang menggebu gebu
mnyatakan cinta, bahakan sebagian tak segan menyatakan cinta pada pandangan
pertama. Kalsik. Dan sekali lagi itu karna ilusi.
Lelaki hanya kan melanjutkan
hubungan jika masih tersisa rasa cocok dan suka meski sayang dan cinta ilusi
mereka perlahan mengilang. Seiring bejalan waktu mereka akan jadi lebih cuek
dan dingin pada pasangannya. Bahkan cendrung menghindari. Dan setiap wanita
akan merasakan perubahan ini dari pasangannya. Merasakan berubahan yang
menyakitkan hati. Menyadari pehatian pacarnya tak lagi seperti dulu. Ini masa
masa dimana pertengkaran terjadi. Si laki laki tak merasa salah sedangkan
si perempuan merasa perubahan dari si laki laki membuat hatinya terluka. Tapi sekali
lagi, perasaan. Wanita tak mampu melisnkan dengan baik perasaan sakit saat
pacarnya berubah. Meski sedikit perubahan itu tetap menyisakan luka. Dari yang
dulu rela melakukan apa saja untuknya sekarang jadi oga ogahan. Dari yang
perhatian menjadi cuek, dari yang selalu ada menjadi terasa menghindari. Dan laki
laki hanya akan mengerti jika dilisankan, itu pun tak semuanya. Terkadang jika
dilisankan sekalipun tak menjamin dia mengerti, toh sekalipun mengerti mereka justru
merasa pacarnya berlebihan dan terlalu menuntut. Miris bukan. Jangan salahkan
mereka, karna saat ditanya mengapa mereka sendiripun akan bingung. Tak tahu
kenapa sperti itu.
Saat sayang dan cina ilusi lelaki
menghilang, hubungan mereka masuk dalam fase kritis. Masa dimana sealu terjadi
pertengkaran. Tak jarang bahkan putus ditengah jalan. Entah yang perempuan tak
sanggup lagi, atau laki laki yang terlalu muak. Dalam kasus terkahir jika
hubungan ini berakhir dari laki laki, maka akan ada suatu masa mereka berada di titik
penyesalan. Beberapa waktu setelahnya mereka baru menyadari setelah cinta ilusi
mereka menghilang,mereka telah masuk fase menyayangi. Tapi jika mereka mampu
melewati fase ini dengan baik, maka perlahan laki laki akan memasuki fase
sayang. Di sini mereka mulai kembali menujukkan sayang dan perhatian. Bedanya
apa yang mereka lakukan berasal dari hati mereka sendiri. Semua yang mereka
lakukan tulus bukan karna sayang ilusi seperti di awal hubungan. Pada tahap ini
laki laki sudah mulai bermain dengan perasaannya. Jatuh dalam cinta, dimana
mereka bertujuan untuk pasangan. Membaktikan diri untuk kehidupan masa depan
bersama, berusaha menjadi yang terbaik dan menjaga dengan hati. (aku sok tahu,
biar)
Berbedan fase inilah yang membuat
nyaris seluruh hubungan yang terputus menyisakan luka. Baik dipihak laki laki
maupun perempuan. Sangat jarang hubungan brakhir saat mereka sama sama merasa
tak cocok.
Saat perempuan memulai dengan
rasa cocok, lelaki memulai dengan cinta. Saat perempuan memasuki masa sayang
lelaki melanjutkan dengan rasa cocok, dan saat perempuan merasa cinta lelaki
baru memasuki fase sayang. Jadi bisa dikatakan cinta yang sebenarnya adalah
cinta yang telah bertahan dalam waktu. Mereka yang telah bersama dalam bebrapa
waktu yang cukup lama. Jangan percaya cinta pada pandangan pertaman. Tak ada
cinta yang tulus selain cinta yang telah di uji oleh waktu (sakarang akunya
lebay).
Itu sekelumit
tentang laki laki dan cintanya.
Maka dalam fase fase ini, sekali lagi, cinta
bersaudara dengan air mata. Mereka saling mengunjungi. Bahkan saling bertegur
sapa.
Padahal aslinya...ish.
gue gak bakalan pernah nge-fans sama lo sam! gakkk!
BalasHapuskarena guue tau, lo siapa! hahaha