Kita mungkin
pernah yakin, rencana yang kita susun dengan matang akan berjalan sesuai
keinginan. Mempersiapkan setiap aspeknya dengan baik agar kelak rencana itu
berjalan dengan baik. Tapi, di saat semua berjalan lancar, kita mulai memupuk
mimpi seolah masa itu benar benar akan datang. Seolah rencana itu benar benar
akan kita raih. Kita lengah dengan harapan yang membumbung tinggi tak terkendali
mendekati kenyataan. Semakin tinggi, semakin gamang meski hanya sekedar
melongok kebawah. Lalu kita putuskan untuk tak pernah melihat kebawah. Itu menakutkan,
sedang hal menakutkan itu tak mungkin terjadi.
Suatu masa
kau akan sadar keputusan itu yang kan mencelakakanmu esok. Kau lupa atas celah “tidak”
yang bisa saja datang. Tak ada rencana yang berjalan terlalu mulus. Saat semua
aspek mendukung dengan mulusnya, maka kau harus mewaspadai aspek trakhir.
Tuhan. Sang pengatur segalanya. Dalam hal apapun, selalu kata “tidak”
berpeluang untuk muncul seberapa pun usahamu. Itu, karna kita manusia.
Lalu,
saat kau jatuh di ketinggian harapmu. Tak ada pegangan appapun bagimu jika kau
memutuskan tak pernah sekalipun untuk menengok kebawah. Kau akan jatuh laksanan
batu, daras dan terpuruk. Tak kan ada kuasa apapun darimu untuk menghentikan
laju jatuh dari ketinggian yang kau tanam sendiri. Tapi, ada satu pilihan
bagimu saat kau nyaris menyentuh tanah. Akan kah jatuhmu di lumpur, pasir,
rerumputan, atau meghantam sesama batu.
Kita bukan
manusia super yang bisa langsung berdiri setelah jatuh menghantam bumi. Kita manusia,
dan jatuh terpuruk adalah manusiawi. Jangan takut. Kau berhak mendapatkan waktu
untuk merasai sakitmu sendiri, mengobati luka dan belajar darinya. Tak perlu
buru buru bangkit jika hanya untuk jatuh sekali lagi. Tenanglah...
istirahatkanlah, hamparkan sajadahmu, dan mengadulah. Mohonkan ampun atas
khilafmu yang tak memasukkan tuhan dalam rencana besarmu.
Beberapa
pilihan terasa bagai kututukan yang hanya akan memerberat sakit yang kita
tanggung. Jadi jangan buru buru. Harus kuingatkan, kita tak disediakan nafas
garatis jika hanya untuk meratapi sakit berlama lama. Bangkit bukanlah pilihan,
tapi keharusanmu sebelum mengambil pilian lain. Jangan salah langkah lagi. Setidaknya,
sertakan sang Khalik dalam stiap
rencanamu, karna jika itu kembali terhempas, kau sudah punya bentangan sajadah
tempat kau berterimakasih. Berterimakasihlah karna tuhan telah ikut campur
menunjukkan yang terbaik untukkmu. Tuhan tak pernah salah dalam memberi...
Jatuh dan
tercenung itu adalah hal yang manusiawi, yang tak manusiawi justru jika kau
jatuh lalu sepersekian detiknya bangkit, seolah tak terjadi apa apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar