Sabtu, 11 Februari 2017

Jatuh dan tercenung itu adalah hal yang manusiawi



Kita mungkin pernah yakin, rencana yang kita susun dengan matang akan berjalan sesuai keinginan. Mempersiapkan setiap aspeknya dengan baik agar kelak rencana itu berjalan dengan baik. Tapi, di saat semua berjalan lancar, kita mulai memupuk mimpi seolah masa itu benar benar akan datang. Seolah rencana itu benar benar akan kita raih. Kita lengah dengan harapan yang membumbung tinggi tak terkendali mendekati kenyataan. Semakin tinggi, semakin gamang meski hanya sekedar melongok kebawah. Lalu kita putuskan untuk tak pernah melihat kebawah. Itu menakutkan, sedang hal menakutkan itu tak mungkin terjadi.

Suatu masa kau akan sadar keputusan itu yang kan mencelakakanmu esok. Kau lupa atas celah “tidak” yang bisa saja datang. Tak ada rencana yang berjalan terlalu mulus. Saat semua aspek mendukung dengan mulusnya, maka kau harus mewaspadai aspek trakhir. Tuhan. Sang pengatur segalanya. Dalam hal apapun, selalu kata “tidak” berpeluang untuk muncul seberapa pun usahamu. Itu, karna kita manusia.

Lalu, saat kau jatuh di ketinggian harapmu. Tak ada pegangan appapun bagimu jika kau memutuskan tak pernah sekalipun untuk menengok kebawah. Kau akan jatuh laksanan batu, daras dan terpuruk. Tak kan ada kuasa apapun darimu untuk menghentikan laju jatuh dari ketinggian yang kau tanam sendiri. Tapi, ada satu pilihan bagimu saat kau nyaris menyentuh tanah. Akan kah jatuhmu di lumpur, pasir, rerumputan, atau meghantam sesama batu.

Kita bukan manusia super yang bisa langsung berdiri setelah jatuh menghantam bumi. Kita manusia, dan jatuh terpuruk adalah manusiawi. Jangan takut. Kau berhak mendapatkan waktu untuk merasai sakitmu sendiri, mengobati luka dan belajar darinya. Tak perlu buru buru bangkit jika hanya untuk jatuh sekali lagi. Tenanglah... istirahatkanlah, hamparkan sajadahmu, dan mengadulah. Mohonkan ampun atas khilafmu yang tak memasukkan tuhan dalam rencana besarmu.

Beberapa pilihan terasa bagai kututukan yang hanya akan memerberat sakit yang kita tanggung. Jadi jangan buru buru. Harus kuingatkan, kita tak disediakan nafas garatis jika hanya untuk meratapi sakit berlama lama. Bangkit bukanlah pilihan, tapi keharusanmu sebelum mengambil pilian lain. Jangan salah langkah lagi. Setidaknya, sertakan  sang Khalik dalam stiap rencanamu, karna jika itu kembali terhempas, kau sudah punya bentangan sajadah tempat kau berterimakasih. Berterimakasihlah karna tuhan telah ikut campur menunjukkan yang terbaik untukkmu. Tuhan tak pernah salah dalam memberi...

Jatuh dan tercenung itu adalah hal yang manusiawi, yang tak manusiawi justru jika kau jatuh lalu sepersekian detiknya bangkit, seolah tak terjadi apa apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar